GAZA - Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mendeklarasikan bahwa Israel dalam status ?perang sepenuhnya melawan Hamas? di hari ketiga serangan jet di Jalur Gaza.
Tank-tank Israel telah berada di perbatasan Gaza dan siap masuk ke wilayah Palestina di hari ketiga operasi militer.
Militer Israel mendeklarasikan wilayah perbatasan Gaza sebagai zona militer tertutup. Meski serangan tersebut menewaskan lebih dari 312 warga Gaza dan melukai 1.400 orang lainnya, Israel berdalih tidak mengarahkan serangan kepada warga sipil.
"Kita tidak menyerang penduduk Gaza, tapi kami dalam perang sepenuhnya melawan Hamas dan pendukungnya,? ujar Barak.
"Operasi ini akan berlanjut dan sedalam yang diperlukan. Kita berperang untuk melawan Hamas, untuk mengubah situasi di selatan. Kita akan menghindari sebanyak mungkin menembak warga sipil, sementara pejuang Hamas bersembunyi dan beroperasi di antara populasi sipil,? imbuh dia.
Barak menyatakan kembali percakapannya dengan Barack Obama dalam kunjungan presiden terpilih Amerika Serikat itu pada Juni silam di Kota Israel,Sderot, yang menjadi target pejuang Gaza.
?Jika ada seseorang yang menembakkan roket ke rumah saya saat dua putri saya tidur, saya akan melakukan segalanya untuk menghentikannya dan saya rasa warga Israel akan melakukan hal yang sama,? ujar Barak mengulangi perkataan Obama saat itu.
Kabinet Israel telah memberi lampu hijau untuk mengerahkan 6.500 tentara dalam operasi militer di Gaza.
Lampu hijau itu semakin membuat konflik di Gaza memanas setelah pada Sabtu (27/12) Israel mengerahkan 60 jet tempur yang membombardir lebih dari 50 target di Gaza hanya dalam hitungan menit.
Status zona militer tertutup di sepanjang Jalur Gaza telah ditetapkan Israel. "Jalan-jalan di wilayah itu ditutup untuk siapa pun kecuali penduduk lokal,? ujar juru bicara militer. Di masa lalu, penetapan zona militer diikuti dengan operasi darat di Gaza.Indikasi serangan darat itu terlihat dari tank-tank Israel yang telah disiagakan di perbatasan Gaza sejak Minggu (28/12).
Pejuang Hamas membalas serangan brutal Israel dengan menembakkan 20 roket ke wilayah Israel, Ashkelon. Serangan Hamas kemarin hanya menewaskan satu warga Arab Israel dan melukai delapan orang lain. Badan Pengungsi Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) menyatakan bahwa di antara korban tewas, 51 orang merupakan warga sipil.
"Kami telah mengonfirmasi korban warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak,? ujar juru bicara (jubir) UNRWA Christopher Gunness.
?Di antara korban tewas dalam serangan terbaru tadi malam ialah empat gadis berusia antara satu hingga 12 tahun dari satu keluarga.
Mereka tewas dalam sebuah serangan udara Israel di utara Kota Jabaliya yang menargetkan sebuah masjid dekat rumah mereka,? ujar Gunness. Pejuang Hamas mengungkapkan kecaman bahwa dunia internasional tidak bertindak untuk mengakhiri serangan militer Israel.
?Israel melakukan holocaust (pembantaian massal) saat dunia menyaksikan dan tidak menggerakkan satu jari pun untuk menghentikannya,? ujar jubir Hamas Fawzi Barhum. ?Pejuang memiliki hak untuk menyerang balik agresi ini dengan serangan martir,? tegas Barhum.
Serangan martir ialah aksi bom bunuh diri yang tidak pernah dilakukan di dalam wilayah Israel sejak Januari 2005. Dunia internasional mengecam keras aksi militer Israel tersebut. China dan Jepang mendesak agar Israel menghentikan kekerasan di Gaza.
Seruan itu juga ditegaskanInggris, Prancis,danRusia. Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir Ahmed Abul Gheit tiba di Ankara, kemarin, untuk berunding dengan pemimpin Turki tentang aksi militer Israel. (sindo//ahm)
sumber : okezone