Ini temuan baru yang dilansir Badan Antariksa Eropa (ESA). Mereka mengklaim telah menerima gambar pertama dari asteroid terbesar yang pernah dikunjungi satelit. "Ini fantastis dan gambar yang menarik," kata Rita Szhulz, ilmuwan yang melansir temuan ESA, Selasa (13/7).
Menurut Szhulz, gambar baru asteroid primitif besar yang diambil dalam misi luar biasa 280 juta mil di luar angkasa, bisa menjadi kunci dalam pengungkapan sejarah tata surya. ESA menerima gambar melalui pemburu komet Rosetta yang terbang dalam 1.900 mili dari Lutetia, antara Mars dan Jupiter. Diperkirakan, asteroid itu ditemukan 150 tahun lalu.
Szhulz memperkirakan, pengiriman 400 gambar dan semua data instrumen persisi tinggi akan memakan waktu beberapa pekan. Tetap ini tetap menjadi misi yang sukses besar. "Aku orang yang sangat bahagia. Ini adalah hari besar bagi European Science dan ilmu pengetahuan dunia," kata manajer ESA, David Southwood.
Southwood menambahkan, dalam kurun waktu yang lama, Lutetia memberikan titik terang bagi mereka di Bumi. Tetapi pencitraan resolusi tinggi telah memberikan pandangan samar mengenai asteroid tersebut. Hal ini menjadi misteri Lutetia yang membuatnya begitu menarik bagi para ilmuwan, terutama mereka yang ingin mempelajari perubahan asteroid melalui waktu.
Baik Szhulz maupun Southwood berharap bahwa sekumpulan data akan mengungkapkan apakah mengandung bahan murni yang tersisa dari pembentukan tata surya sekitar 4,6 miliar tahun silam. "Saat ini kita tahu sedikit tentang hal itu," ujar Szhulz.
Lutetia diyakini berdiameter 83,3 mil dengan rentangan jelas. Tetapi para ilmuwan bingung akan jenis asteroid itu, sebuah benda primitif yang mengandung senyawa karbon atau asteroid metalik. "Kita sekarang akan mendapatkan informasi rinci tentang asteroid, itu yang terpenting," ujar Szhulz.
Dari data yang dikumpulkan, para ilmuwan Rosetta berharap menemukan petunjuk akan sejarah komet, asteroid, dan tata surya. Untuk Rosetta, memeriksa Lutetia dan asteroid lainnya hanya satu sisi kegiatan dari perjalanan panjang komet 67P/Churyumov-Gerasimenko.
Rosetta diluncurkan pada 2004 dan diperkirakan akan mencapai target pada 2014. Meskipun sudah lama menunggu, para ilmuwan yakin itu akan bermanfaat. "Kami ingin mempelajari materi yang keluar dari planet-planet terbentuk. Mungkin bisa diteliti dari dekat," ujar manajer proyek Gerhard Schwehm.sumber